Dalam perjalanan memiliki anak bayi, tentu setiap orang tua, terutama seorang ibu, pasti ingin memberikan yang terbaik untuk si kecil. Apalagi di seribu hari pertamanya tinggal di dunia, setelah selama 9 bulan berada dalam kandungan ibunya.
Langkah pertama yang ingin dilakukan oleh para ibu adalah, memberikan ASI eksklusif sejak lahir hingga anak berusia 2 tahun. Namun, pada kenyataannya, beberapa ibu tidak bisa memberikan ASI-nya karena mengalami gangguan kesehatan, dan faktor lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi sang bayi, umumnya, ASI digantikan oleh susu formula atau biasa disingkat sufor. Namun, penggunaan sufor ini tak lantas menyelesaikan permasalahan yang ada.
Sebab, walaupun sebagian besar bayi bisa menerima susu formula dengan baik, sebagian lainnya justru tidak bisa mengonsumsi sufor karena adanya alergi pada protein susu dan intoleransi laktosa moms.
Pengertian Intoleransi Laktosa, Alergi dan Tanda Bayi Tidak Cocok dengan Susu Formula
Intoleransi laktosa merupakan reaksi yang berlangsung karena kandungan bahan yang ada dalam susu formula yang membuat iritasi pada saluran pencernaan bayi dan bisa mengakibatkan infeksi di seluruh bagian tubuhnya.
Sedangkan penyebab alergi pada sufor ini terjadi ketika imun tubuh bayi keliru saat melihat protein susu sebagai suatu zat asing yang akan menyerangnya.
Berikut ini adalah tanda bayi tidak cocok sufor yang harus moms ketahui!
1. Mengalami Masalah Pencernaan
Bayi mengalami gumoh merupakan hal yang biasa ketika terjadi sesekali saat dia merasa kedinginan atau kekenyangan. Namun, jika bayi sering gumoh atau muntah setelah minum susu formula, maka moms harus waspada.
Sebab, bisa saja gumoh tersebut mengisyaratkan alergi atau intoleransi laktosa. Terlebih lagi bila diikuti dengan tanda-tanda muntah yang nampak menyakitkan, serta perut kembung. Reaksi ini biasa terjadi pada intoleransi pada protein susu sapi ataupun protein soya.
Selain muntah, apabila bayi seringkali buang air besar dengan feses lebih cair atau mencret, serta muncul lendir pada fesesnya, hal tersebut bisa dipicu oleh intoleransi laktosa juga moms. Tanda bayi tidak cocok sufor yang lebih serius pun bisa menyebabkan buang air besar disertai darah.
2. Mengalami Biduran
Selain masalah pencernaan, tanda bayi tidak cocok sufor bisa dilihat dari reaksi lainnya, seperti biduran atau ruam pada kulit moms. Umumnya ditandai dengan ruam kemerahan yang muncul pada wajah, lengan, kulit kepala, kaki, dan bagian tubuh lainnya disertai rasa gatal.
3. Gangguan Pernapasan
Moms harus waspada ketika si kecil bernapas dengan nada tinggi atau mengi. Karena hal ini biasanya dipicu oleh infeksi atau peradangan, serta penyempitan saluran napas atau udaranya moms.
Terkadang disertai dengan hidung mampet.
4. Pilek
Anak yang mengalami alergi pada susu formula, umumnya akan menunjukkan gejala pilek juga sebagai reaksi alerginya moms. Maka, ketika anak mengalami pilek dan batuk secara terus menerus selama mengonsumsi susu formula, moms tentu harus lebih peka.
5. Timbulnya Serangan Kolik
Si kecil rewel dan menangis selama beberapa jam setiap harinya moms? Hal ini umum terjadi pada bayi umur tiga minggu sampai tiga bulan. Itulah yang dinamakan kolik.
Jadi, bayi biasanya mulai rewel pada waktu sore menuju malam hari. Lalu disertai dengan perut kembung, bergas, dan bayi seperti terlihat sakit di perut. Biasanya bayi saat sakit perut akan menarik kakinya.
Cara Mengatasi Bayi Tidak Cocok dengan Susu Formula
Nah, jika sudah menemukan beberapa tanda bayi tidak cocok sufor pada si kecil, sebaiknya moms segera menghentikan pemberian susu formula yang saat ini sedang dikonsumsi sang anak.
Lalu, cobalah memberikan susu formula yang bebas laktosa. Kemudian, lengkapi makanan si kecil dengan vitamin dan mineral lainnya. Jika si kecil sudah mulai makan makanan pendamping ASI, berikanlah yang mengandung kalisum. Bisa dari buah-buahan, brokoli, salmon, dan sayuran hijau.
Namun, jika moms ingin lebih tenang, moms bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi perihal penggantian produk susu formula untuk si kecil. Nah, jika sudah mengganti sesuai saran ahlinya, perhatikan juga, apakah si kecil tetap alergi dan intoleransi atau tidak.