Saya tinggal di sebuah kecamatan yang menjadi perbatasan antara kabupaten Bandung dengan kabupaten Garut. Meski begitu, sejak kecil saya lebih sering berkunjung ke Garut. Saat mengunjungi saudara jauh yang ada di Garut, pulangnya kami sering mampir ke tempat pemandian air panas. Namun, untuk pengalaman yang paling tak terlupakan adalah saat mengunjungi kawasan wisata Talaga Bodas.
Hal Unik di Talaga Bodas
Talaga Bodas adalah kawah letusan gunung berapi yang tereletak di Wanaraja, Garut. Udara di sekitar kawah cenderung dingin, apalagi di pagi hari. Di sana terdapat kolam-kolam pemandian air panas terbuka yang alami. Saya ingat betul, dulu kolamnya dibedakan sesuai kebutuhan. Uniknya ada kolam untuk mengobati kadas dan kurap aka kalau dalam bahasa Sunda-nya budug. Saya pernah salah berendam di sini karena miss informasi dengan kuncen penjaga Talaga Bodasnya.
Selain pemandian air panas, hal unik lainnya adalah keberadaan pancuran 7 Talaga Bodas yang dipercaya bisa mengobati penyakit dan rasa air dari setiap pancuran berbeda. Walau sudah puluhan tahun lalu, tapi saya masih ingat disuruh membuang baju dalaman yang digunakan untuk mandi oleh nenek saya. Entah untuk alasan apa.
Meski indah, nyatanya dulu untuk mencapai Talaga Bodas bukanlah hal yang mudah. Akses jalannya masih sulit, bahkan supaya mobil yang dikendarai bapak bisa sampai, di beberapa titik tanjakan penumpangnya harus turun beberapa orang. Selain itu, dulu penginapan yang dekat dengan kawahnya pun seadanya. Warung-warung makan hingga penerangan juga terbatas. Dulu rasanya saya tak mau lagi kembali meski pemandangannya indah dan udaranya segar.
Ke Talaga Bodas Saya Kembali
Sekitar bulan Agustus 2020, di tengah pandemi Covid-19, saya dan keluarga mampir ke Talaga Bodas menjelang petang, setelah sebelumnya mengunjungi pantai Pangandaran. Tujuannya untuk menuntaskan rasa penasaran kakak ipar yang melihat temannya update status di media sosial berwisata ke Talaga Bodas. Katanya jalanannya sudah lebih memadai untuk dilalui kendaraan roda empat. Kemudian visual Talaga Bodasnya juga sudah lebih menarik.
Ya, kalau saya lihat dari foto yang ada, suasana di Talaga Bodas sudah lebih kekinian dan cukup Instagramable. Ada icon tulisan Talaga Bodas berwarna merah, kemudian pagar-pagar kayu yang estetik jika dijadikan latar foto. Belum lagi kalau saya lihat berdasarkan tagar di media sosial Instagram, sudah ada kolam resort terbuka yang menghadap langsung ke Kawah Talaga Bodas.
Ternyata memang benar, infrastruktur jalannya sudah lebih baik. Hanya sebagian saja yang masih terjal tanpa aspal. Di sela-sela pemandangan alam berupa pepohonan hijau dan suara binatang khas yang ada di sore hari, saya bisa melihat adanya warung pinggir jalan yang menyediakan fasilitas toilet. Ya, kalau-kalau kebelet pipis sebelum sampai ke kawasan Talaga Bodas bisa rehat sejenak. Tapi kalau diestimasikan dari belokan Wanaraja sampai ke Talaga Bodas kurang lebih 30 menit.
Talaga Bodas Cocok untuk Healing Tanpa Gangguan
Beberapa menit sebelum tiba di kawasan area parkir Talaga Bodas saya gusar. Iya, ternyata sekarang untuk menuju kawahnya kita perlu berjalan kaki sekitar 1 kilometer, bisa juga naik ojek supaya cepat. Kalau dulu seingat saya kendaraan sampai tepat di dekat kawah. Saya gagal menikmati keindahan Talaga Bodas menjelang magrib karena memutuskan untuk kembali ke arah jalanan kota. Kenapa? Tidak ada koneksi internet, sementara saya punya pekerjaan mendesak setelah magrib. Ya, sejauh ini Talaga Bodas cocok untuk healing tanpa gangguan. Sebab ketika tiba di sana, sinyal untuk berkirim pesan saja bahkan timbul tenggelam.
Meski di Talaga Bodas Garut sulit akses internet, namun manfaat internet dan teknologi yang saat ini tersedia tentunya berperan dalam perbaikan kawasan wisata Talaga Bodas Garut. Keberadaan media sosial dan internetnya Indonesia yang mumpuni membuat penyebaran informasi wisata menjadi lebih cepat dan dekat. Kita bisa tahu beragam informasi yang dibutuhkan untuk pergi berwisata. Mulai dari feedback yang bisa didapat, akses ke lokasi, harga tiket masuk, dan transportasi yang bisa digunakan.
Kalau bukan karena internet, mungkin saya dan kakak ipar tidak akan memiliki keinginan untuk kembali ke sana, mengingat pengalaman pertama yang penuh perjuangan. Tak hanya untuk Talaga Bodas, manfaat internet juga saya rasakan di berbagai sektor pariwisata. Dulu, untuk melakukan pemesanan tiket taman hiburan hanya bisa dilakukan saya harus datang membeli tiket secara on the spot. Sekarang? Dengan adanya koneksi internet dari Telkom Indonesia yang lancar jaya di rumah, saya bisa pesan tiket sambil rebahan.